September 01, 2015

Bercermin pada Air

Prinsip hidup manusia itu berbanding terbalik dengan air. Air turun dari atas ke bawah. Mengalir mengikuti arus dari hulu ke hilir. Perubahan warna dapat terjadi. Faktor utama adalah keadaan lingkungannya. Dengan teknologi cangih, dalam sekejap air kotor disulap menjadi bening kembali. Tanpa ada sisa kotor yang sebelumnya. Kembali dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan.
Sedangkan manusia, dalam hidupnya selalu berjuang untuk menjadi lebih baik. Dalam karir, dimulai dari posisi terbawah dulu. Seiring dengan waktu dan proses yang berjalan, karir merangkak naik. Yakinlah dengan kemampuan diri. Hanya mengikuti arus, maka akan sia-sia. Tidak akan menjadi sesuatu yang bernilai. Bukan berarti menentukan pilihan hanya sesuai keinginan, akan tetapi didukung dengan kemampuan. Sekali saja menjerumuskan diri pada hal hal negatif, itu yang akan terus melekat. Kembali ke kebenaran tidak serta merta menghapus apa yang telah terpatri dalam diri. Usahakan lah selalu dalam koridor. Sebelum penyesalan datang. Ketika rasa itu menghampiri, raihlah pelajaran yang sangat mahal harganya. Jangan hanya sekedar menyesali tanpa tahu harus melakukan apa.

Agustus 28, 2015

Seimbang

Semua yang ada selalu tercipta seimbang. Berpasangan ataupun berlawanan. Memilih dan dipilih. Meninggalkan dan ditinggalkan. Akan terus seperti itu. Begitu pula dengan cinta. Mencintai dan dicintai. Ditentukan berdasarkan hati. Hati yang sulit untuk diterjemahkan bahasanya. Penafsirannya banyak yang keliru. Banyaknya variabel yang mengikuti membuatnya semakin sulit. Sulit untuk dimengerti. Bila seperti ini, manakah yang akan dijalani ? karena tak ada yang sempurna, yang ada adalah yang terbaik. Terbaik pada variabel yang dipilih.

April 07, 2015

Bicara Hati

Hati kita itu ibarat bola tapi bentuknya belum sempurna, karena bola itu terbelah, jadi cuma setengah, setengahnya lagi ada di tempat lain. Sama kayak puzzle yang nggak bisa di tempatin di sembarang tempat, karena udah ada pasangannya masing-masing. Hati juga gitu, kita cuma punya setengah karena setengahnya lagi ada dipasangan kita. Jadi jangan kita kasih setengah hati itu buat pasangan kita, karena nanti akan ada seperempat ruang kosong. Suatu saat ruang itu pasti akan terisi, tapi sangat disayangkan jika yang mengisi itu adalah seperempat hati dari yang lain. Jika memang setengah hati yang sedang kita genggam ini tak bisa bersatu dengan setengah hati yang kita miliki, jangan paksakan untuk melekat, karena setiap hati memiliki pasangannya masing-masing.

April 02, 2015

Melangkah

Usia bertambah. Hidup berkurang. Ketika terdiam memori terbuka. Berjalan mundur dari masa sekarang. Semua kenangan terekam. Tak ada yang luput, hanya tersembunyi. Muncul saat ada yang mengingatkan. Sesuatu yang terkadang membuka luka. Ada juga yang membuat kembali tertawa. Indah yang dirasa. Menangis. Menolak. Ketika menyadari bahwa harus kembali. Ini bukanlah tempat abadi. Kelak semua akan beranjak dari tempatnya. Satu per satu sesuai dengan waktu. Hidup selalu seimbang. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang tetap tinggal, namun tidak kekal. Cobalah untuk melihat masa lalu dengan cermat. Resapi yang dulu disesali. Jalani saat ini lebih berarti. Penyesalan bukan jawaban. Penyelesaian lah kuncinya. Sebelum menyesal di masa lain. Perbaiki semua di masa ini. 

Maret 24, 2015

Roda itu Berputar

Selalu percaya sama ungkapan "hidup itu berputar". Sama kayak roda, bergerak dan berputar menuju satu tempat. Medannya tidak mudah. Tidak semulus lapisan es. Kadang berliku, kadang bergelombang. Bisa juga sekasar tumpukan batu tak beraturan. Tidak hanya itu. Cobaan lain menghampiri. Paku misalnya. Sekejap mencap pada roda. Membuatnya kehilangan tenaga. Berhenti untuk beberapa saat, menunggu perbaikan rampung.
Untuk mencapai tujuan, akan ditemukan tantangan. Cobaan itu sebagai ujian. Ketika dibawah, cobaan sangat terasa berat. Hingga keluh kesah terlontar. Ketika berhasil melewatinya, maka berubah. Posisi menjadi di atas. Tak lantas di atas angin. Karena perputaran akan kembali terjadi. Cepat atau lambat akan terasa kembali. Terus lah bersabar dalam setiap tantangan. Selalu berucap syukur ketika kembali pada posisi terbaik.

Satu Lagi Pergi

Mata terbuka dan senyum terpancar. Ku sambut hari dengan suka cita. Tak ada keraguan yang mengusik hati. Tawa bahagia saat aku berbincang dengan wanita yang telah melahirkan ku. Telepon ku berdering dengan lantang. Bagai kilat yang menyambar. Suara tangis terdengar dari kejauhan. Tak berapa lama, tangisan mamah pun tumpah. Seketika aku terpaku. Awan gelap menyelimuti keluarga ku. Sosok pria muda itu tak lagi dapat ku sentuh. Tak akan lagi ku dengar merdua suaranya. Tak akan ku jumpai lagi raganya. Hilang panggilan "lil sister" dari telinga ku.
Dia yang mengenalkan aku pada dunia musik. Dia yang membuat ku mau belajar mandiri di kota orang. Dia yang bersuara paling lantang ketika melarang ku pergi. Dia yang ucapannya didengar dan dipertimbangan mamah. Dia yang selalu menganggap mamah bukan tante, tapi mami nya. Dia yang sudah berkelurga dan memberi ku keponakan tampan.
Aku hanya merasa kau sedang pergi. Raga mu tak ku temui. Jiwa mu selalu ku rasa. Ada Wisnu junior di sini. Doa ku selalu untuk mu.
Jangan melangkah jauh. Saat ini aku ingin menitipkan seseorang. Beliau juga sangat ku sayang. Sudah lebih dulu meninggalkan ku. Tenang dan bahagia lah di sana. Tolong temani papah ku dan papah mu. Kita akan berkumpul di suatu waktu. Jangan cemaskan jagoan kecil mu. Kami di sini selalu ada untuknya.
(Mengenang 40 hari Wisnu Anggoro)

Keseimbangan

Hidup selalu seimbang. Memilih dan dipilih. Menerima dan menolak. Apa yang kau beri, itu yang kau terima. Jangan merasa benar. Tak ada yang sempurna. Jangan menyesal. Itulah pelajaran. Bahagia itu mahal. Hingga tak ternilai. Sakit itu murah. Hingga banyak yang memberi. Percayalah, pengorbanan akan dibayar dengan nilai yang sangat tinggi. Mengumpat, tidak. Berdoa, ya. Kembalikan semua ke diri. Rubahlah persepsi. Jangan ingin menang sendiri. Kau akan sesali nanti.