Selalu percaya sama ungkapan "hidup itu berputar". Sama kayak roda, bergerak dan berputar menuju satu tempat. Medannya tidak mudah. Tidak semulus lapisan es. Kadang berliku, kadang bergelombang. Bisa juga sekasar tumpukan batu tak beraturan. Tidak hanya itu. Cobaan lain menghampiri. Paku misalnya. Sekejap mencap pada roda. Membuatnya kehilangan tenaga. Berhenti untuk beberapa saat, menunggu perbaikan rampung.
Untuk mencapai tujuan, akan ditemukan tantangan. Cobaan itu sebagai ujian. Ketika dibawah, cobaan sangat terasa berat. Hingga keluh kesah terlontar. Ketika berhasil melewatinya, maka berubah. Posisi menjadi di atas. Tak lantas di atas angin. Karena perputaran akan kembali terjadi. Cepat atau lambat akan terasa kembali. Terus lah bersabar dalam setiap tantangan. Selalu berucap syukur ketika kembali pada posisi terbaik.
Maret 24, 2015
Satu Lagi Pergi
Mata terbuka dan senyum terpancar. Ku sambut hari dengan suka cita. Tak ada keraguan yang mengusik hati. Tawa bahagia saat aku berbincang dengan wanita yang telah melahirkan ku. Telepon ku berdering dengan lantang. Bagai kilat yang menyambar. Suara tangis terdengar dari kejauhan. Tak berapa lama, tangisan mamah pun tumpah. Seketika aku terpaku. Awan gelap menyelimuti keluarga ku. Sosok pria muda itu tak lagi dapat ku sentuh. Tak akan lagi ku dengar merdua suaranya. Tak akan ku jumpai lagi raganya. Hilang panggilan "lil sister" dari telinga ku.
Dia yang mengenalkan aku pada dunia musik. Dia yang membuat ku mau belajar mandiri di kota orang. Dia yang bersuara paling lantang ketika melarang ku pergi. Dia yang ucapannya didengar dan dipertimbangan mamah. Dia yang selalu menganggap mamah bukan tante, tapi mami nya. Dia yang sudah berkelurga dan memberi ku keponakan tampan.
Aku hanya merasa kau sedang pergi. Raga mu tak ku temui. Jiwa mu selalu ku rasa. Ada Wisnu junior di sini. Doa ku selalu untuk mu.
Jangan melangkah jauh. Saat ini aku ingin menitipkan seseorang. Beliau juga sangat ku sayang. Sudah lebih dulu meninggalkan ku. Tenang dan bahagia lah di sana. Tolong temani papah ku dan papah mu. Kita akan berkumpul di suatu waktu. Jangan cemaskan jagoan kecil mu. Kami di sini selalu ada untuknya.
(Mengenang 40 hari Wisnu Anggoro)
Dia yang mengenalkan aku pada dunia musik. Dia yang membuat ku mau belajar mandiri di kota orang. Dia yang bersuara paling lantang ketika melarang ku pergi. Dia yang ucapannya didengar dan dipertimbangan mamah. Dia yang selalu menganggap mamah bukan tante, tapi mami nya. Dia yang sudah berkelurga dan memberi ku keponakan tampan.
Aku hanya merasa kau sedang pergi. Raga mu tak ku temui. Jiwa mu selalu ku rasa. Ada Wisnu junior di sini. Doa ku selalu untuk mu.
Jangan melangkah jauh. Saat ini aku ingin menitipkan seseorang. Beliau juga sangat ku sayang. Sudah lebih dulu meninggalkan ku. Tenang dan bahagia lah di sana. Tolong temani papah ku dan papah mu. Kita akan berkumpul di suatu waktu. Jangan cemaskan jagoan kecil mu. Kami di sini selalu ada untuknya.
(Mengenang 40 hari Wisnu Anggoro)
Keseimbangan
Hidup selalu seimbang. Memilih dan dipilih. Menerima dan menolak. Apa yang kau beri, itu yang kau terima. Jangan merasa benar. Tak ada yang sempurna. Jangan menyesal. Itulah pelajaran. Bahagia itu mahal. Hingga tak ternilai. Sakit itu murah. Hingga banyak yang memberi. Percayalah, pengorbanan akan dibayar dengan nilai yang sangat tinggi. Mengumpat, tidak. Berdoa, ya. Kembalikan semua ke diri. Rubahlah persepsi. Jangan ingin menang sendiri. Kau akan sesali nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)