April 07, 2012

baliii #4

matahari sudah bersinar terang. aku, Ana dan Tuti sudah kenyang dan berpenampilan rapi. tak lama Diah, sepupu Tuti datang. kami berencana untuk pergi ke pantai Kuta hari itu. dikarenakan Diah ada rapat di kampusnya, maka kami memutuskan untuk ikut dan menunggu hingga rapatnya selesai. tidak ada rasa penyesalan atau apapun, karena kami menganggapnya itu akan menjadi tempat yang menarik. aku dan Ana yang baru kali ini ke Bali merasa sangat excited.


sekitar pukul 10.00 (kalau nggak salah) kami keluar dari rumah Tuti. tak lupa kendaraannya di isi bensin dahulu, khawatir kami terlalu senang sampai lupa mengisi bensin. perjalanan diteruskan ke Universitas Udayana yang berada di Denpasar.

panasnya Bali cukup menyengat di hari itu. bukannya takut hitam, tapi rasanya nggak kuat kalo dibakar di bawah matahari terus.

ok, sampailah kami di tempat parkir fakultas. Diah meminta kami untuk menunggu sebentar, kami tak merasa keberatan sama sekali. sambil menunggu waktu kami mengelilingi kampus ini. sempat mampir di kantin, kemudian kami kembali lagi ke parkiran dan memutuskan untuk mengambil gambar. maksudnya sih untuk dijadikan kenangan kenangan dan bisa di ceritakan seperti ini.

Ana, aku, Tuti
lanjut ke cerita, sekitar 1 jam nunggu akhirnya Diah datang. kami pun melanjutkan perjalanan ke Mall Bali Galeria. berkeliling terus dari ujung ke ujung hingga akhirnya kami berhenti di sebuah taman yang ada di tengah mall ini.

baliii #3

setelah berada di dalam bis yang menyebrang pulang dengan menggunakan kapal besar, sampailah di pelabuhan gilimanuk. rasanya seneng seneng gimana gitu. hahaha

selama di perjalan aku tak pernah putus komunikasi sama mamah, kecuali kalau lagi tidur. kelihatannya mamah panik dan cemas banget pas aku lagi nyebrang. telepon genggam aku selalu menyala karena kekasihku juga menghubungiku. begitu pula dengan teman di samping ku Ana yang selalu berkomunikasi dengan keluarga dan kekasihnya.

rasa kantuk tak tertahankan, aku pun memutuskan untuk memejamkan mata kembali.

sekitar jm 06.00 WITA aku terbangun dan melihat tulisan di sebelah kiri jalan Selamat Datang di Tabanan. wah, benar benar sudah sampai di Bali. Aku menoleh ke kanan, Ana masih tertidur, sepertinya sangat nyenyak, aku pun langsung bertanya pada Tuti yang kebetulan sudah lebih dulu bangun. dia menjelaskan bahwa sebentar lagi kita akan sampai. karena kebawelan aku dan Tuti mulai keluar, Ana pun terbangun.

beberapa menit kemudian, Tuti menunjukan jalan di sebelah kanan dan berkata "itu loh jalan ke SMA aku". aku dan Ana ikut memperhatikan dan hanya mengangguk. lalu Tuti meminta kami untuk segera berkemas karena akan segera sampai di tempat tujuan.

sedikit sempoyongan aku mulai melangkahkan kaki berdiri dari tempat duduk di 6A mengikuti Tuti dan Ana yang berada di depan ku. kami sempat menjadi pusat perhatian dari penumpang bis lainnya karena berdiri cukup lama sebelum kami turun. beberapa orang menyuruh kami untuk duduk dan menunggu terlebih dahulu, Tuti hanya tertawa dan berkata "aku lupa, harusnya nanti aja kita berdirinya". aku hanya menganggapnya positif yaitu latihan berdiri dari rasa kantuk dengan mengatur keseimbangan berdiri di dalam bis dengan jalan yang sedikit tidak rata.

"di polsek depan yaa pak" tutur Tuti ke supir bis hijau itu. aku dan Ana mengikuti instruksi dari sang petunjuk jalan. aku dan Ana sibuk membawa koper masing masing serta helm, Tuti yang berada di depan dengan dua tas ransel tertawa geli.

ketika akan menyebrang, supir angkutan umum itu menghampiri dan membatu membawa kan koper Ana lalu helm aku di bawakan oleh Ana. hal yang berbeda mulai tampak, angkot di sini seperti mobil antarkota Bogor-Sukabumi atau Bogor-Cianjur. saat itu mobil hanya terisi beberapa orang yang bergender perempuan semua.

tiba-tiba ada seorang ibu yang duduk di sebelah ku dan mulai mengajak ku berbicara, awalnya beliau memang menggunakan bahasa Indonesia, tapi ketika tahu bahwa Tuti adalah orang Bali, beliau pun berbicara bahasa bali dengan lancarnya. sesekali beliau menoleh ke arah ku dan bertanya, namun karena aku tak mengerti dengan apa yang dibicarakan aku hanya tersenyum, sedangkan Tuti yang duduknya bersebrangan dengan ku tertawa puas.

satu persatu penumpang pun turun. Ana masih di posisinya yang agak jauh dari aku dan Tuti, sepertinya ia sedang menikmati suasana yang sejuk dan sangat berbeda dengan Kota Malang.

di sebelah kiri ada sebuah batu yang biasanya dijadikan sebagai batas wilayah bertuliskan Desa Perean. yup, itu artinya kami akan segera sampai di rumah Tuti. kami segera mengeluarkan lembaran uang untuk ongkos angkutan ini. semuanya dijadikan satu dan dikumpulkan ke Tuti karena ia yang kami anggap lebih mengerti.

tiba-tiba Tuti berteriak dengan sedikit mengeluarkan kepalanya ketika ada seorang perempuan di atas motor dengan 2 orang balita lalu ia meminta pak supir untuk menghentikan kendaraannya. syukurlah, rumah Tuti berada di jalan raya jadi aku dan Ana tak perlu jauh jauh berjalan. sesampainya di rumah Tuti, kami di sambut sangat baik oleh ayahnya Tuti. rasa lelah yang tak tertahannya membuat kami langsung menuju kamar yang berada di bangunan paling depan.

awalnya aku merasa sedikit heran, karena di rumah itu hanya ada satu ruang tv, 2 kamar, dan 2 kamar mandi. aku seperti tak biasa melihat bentuk ruangan rumah yang seperti ini dengan pintu khas Bali yang ada di muka rumah ini. kemudian Tuti mengajak aku dan Ana untuk menemui ibunya.

kami keluar dari rumah lalu berjalan ke atas. di sebelah kanan aku melihat seperti pura kecil dan ada bangunan yang terdapat tempat tidur di tengahnya. sesampainya di atas ternyata ada satu bangunan lagi yang terdiri dari 1 dapur, 2 kamar, dan 1 kamar mandi. di sana juga ada halaman yang cukup luas. bangunan terbuka yang terdapat tempat tidur di tengahnya itu adalah bangunan wajib yang harus ada di semua rumah Bali yang biasanya digunakan untuk acara pernikahan dan kematian.

walaupun lelah, kami masih sangat semangat untuk mulai berkeliling Bali. akhirnya kami memutuskan untuk segera mandi dan makan. karena jadwal yang telah di atur sedemikian rupa untuk liburan hari itu.

April 06, 2012

baliii #2

ujian teknologi produksi tanaman di hari kamis itu selesai, rencana yang sudah di susun selama kurang lebih satu minggu pun mulai dilaksanakan.


aku bergegas pulang ke kost untuk menyiapkan segala keperluan yang akan aku butuhkan selama aku homestay alias tinggal di rumah temen tersayang Ni Made Astuti Wahyu Utami. makasih banget yaa udah mau jadi tempat pengungsian buat aku, Ana, Sefa, dan Nisa.


sore itu, ada sedikit masalah dan salahpaham diantara dua orang temen sekelas dan di waktu yang sangat mepet itulah aku berusaha membantu mereka menyelesaikan permasalahannya. bergerak cepat dari kost ke kost Ana tidak membuat masalah diantara kedua orang itu langsung selesai. jam di tangan sudah menunjukan pukul 16.30 tapi taxi yang di tunggu tak kunjung datang. Tuti yang tempat kostnya sedikit jauh memanggil taxi dari perusahaan lain. permasalahan diantara kedua orang itu masih berlanjut, tapi aku dan Ana harus segera berangkat karena jam sudah menunjukan pukul 16.45.


sesampainya di depan kost Tuti, keberangkatan di saksikan kedua orang teman kami yang sedang bermasalah dan juga Putri serta Endang (teman sekelas). sebelum taxi meninggalkan tempat, aku berpesan kepada kedua orang teman ku itu untuk segera menuntaskan permasalahannya karena waktu liburan sudah di depan mata dan mereka pun tak ada rencana liburan bersama karena mereka berasal dari kota yang berbeda.


jam tangan ku menunjukan pukul 16.55 sedangkan bis yang akan membawa kami ke pulau dewata akan berangkat pada pukul 17.00 tepat. Tuti yang sudah berpengalaman naik bis dari perusahaan itu mengatakan bahwa bis itu selalu berangkat tepat waktu. kami pun mulai panik dan membuat supir taxi yang kami tumpangi ikut panik. dengan sigap Ana menelepon perusahaan bisnya "ok mba, di tunggu 5 menit lagi yaa, kalau masih belum datang bisnya akan tetap berangkat" Ana pun berkata "bentar lagi sampe kok mas, tunggu dulu yaa.". panik dan semakin panik. yang terlintas di pikiran kami semua adalah masa iya kita harus beli tiket lagi? iya kalau masih ada kursi kosong, kalau nggak? benar benar panik.


STOP ! kompak kami bertiga ketika taxi sampai di depan bis yang suara mesinnya sudah terdengar. kami langsung bergerak sesuai dengan tugas yang dibagi di dalam taxi. Tuti langsung mencari petugas bis, Ana membawa koper, aku membayar taxi dan membawa helm. syukurlah, baru saja kita duduk bis langsung berangkat. rasanya nafas masih tertinggal.


di kejauhan ada cahaya lampu berwarna kuning yang sangat menarik perhatian. bagus banget. ada tulisan yang cukup besar Jawa Power. ternyata sumber aliran listrik di Jawa-Bali salah satunya di sini. jalan yang dibuat mengeliling perusahaan itu menjadi seperti touring kecil sekaligus pengalaman pertama buat aku sama Ana. karena kebetulan Ana berasal dari Medan, jadi jarang jarang kan lewat jalur ini.


ok, duduk tenang hingga sampai di sebuah tempat makan di salah satu kota (lupa). ini nih ekspresi kita.
Ana, Tuti, Dilla
di kamar mandi sempet sempetnya foto. hahaha

ternyata kita berhenti di sini cuma sebentar, perjalan dilanjutkan kembali. behubung perut kenyang dan kursi yang nyaman, kayaknya lebih enak buat tidur yaa.

sorot lampunya terang banget. itulah yang membuat aku terbangun. sejauh pengelihatan aku, cuma truk truk, bis bis, dan mobil besar lainnya yang tampak. aku sempat heran karena masih dalam keadaan setengah sadar, Tuti yang duduk di depan kemudian menoleh ke belakang. saat itu aku langsung melontarkan pertanya "kita dimana yaa?". ternyata, inilah yang di sebut dermaga.

ini adalah kali pertama aku keluar dari pulau jawa. benar benar menjadi pengalaman pertama yang akan selalu kuingat.

baliii #1


lagi ribet ribetnya ngerjain tugas, masih aja kepikiran buat bikin planning liburan. yup, itulah yang ada di pikiran aku, tuti, dan sefa. gara gara ngitung "duit tuyul" alias pembukuan dari matakuliah manajemen keuangan kita malah sibuk mikir liburan semester ini mau kemana. ow iya, ini nih foto pas kita lg stress stressnya.
sefa dan dilla

tuti

nah, di saat muka pada kusut kayak gitu, muncullah ide liburan ke bali.

gara gara ide itu, kita jadi lebih semangat buat ngerjain laporan keuangan yang dikerjain selama seminggu ini. abis itu selesai, kita berangkat ke kampus buat ngumpulin tugas sama ujian tes lisan praktikum manajemen keuangan ini, skalian ngomongin rencana liburan sama yang lainnya.